Investasi semakin banyak diminati dalam beberapa tahun terakhir terutama di kalangan anak muda. Berinvestasi sejak dini memang dibutuhkan dan melakukannya secara benar wajib dilakukan agar hasil akhirnya nanti dapat dinikmati secara maksimal. Bagi pemula, investasi jangka pendek cocok dicoba.

Bukan tanpa alasan mengapa jenis investasi jangka pendek lebih cocok bagi para pemula yang masih minim ilmu dan pengalaman. Pasalnya, investasi ini lebih minim resiko. Namun di saat yang sama, peluang keuntungan yang didapatkan masih tetap menggiurkan. Apa saja kelebihan lainnya bisa cek di bawah ini.

Pengertian Investasi Jangka Pendek

Sesuai namanya, investasi jangka pendek adalah kegiatan menyimpan atau menyetorkan sejumlah uang pada produk investasi tertentu yang keuntungannya dapat dicairkan dalam jangka waktu relatif singkat (umumnya mulai dari 3-12 bulan saja). 

Pendapatan dari dana yang diinvestasikan ini sifatnya bisa tetap atau pun di setiap periode tertentu, tergantung pada produk atau jenis investasi yang dipilih. Adapun jenis dari investasi ini cukup beragam dan akan di bahas di bawah nanti.

Sebagai pemodal yang berinvestasi dalam jangka waktu pendek, keuntungan yang akan diterima biasanya berupa suku bunga. Hal ini membuat imbal hasil yang didapat biasanya relatif kecil dibanding dengan investasi jangka panjang, namun kelebihannya adalah tingkat risiko yang diterima akan jauh lebih rendah.

Kelebihan Investasi Jangka Pendek

Inilah sejumlah alasan mengapa investasi dalam jangka pendek lebih cocok untuk pemula atau untuk pemodal yang jumlah dananya tidak terlalu banyak:

Baca Juga  Real Estate Adalah : Pengertian & Bedanya dengan Properti

1. Return yang Cepat

Return alias imbal hasil yang akan didapatkan dari investasi dalam jangka pendek bisa lebih cepat dirasakan dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. 

Setelah mendapatkan profit, pemodal bisa memilih diantara dua hal. Pertama, kembali berinvestasi untuk mendapatkan lebih banyak imbal hasil, atau kedua mencairkan imbal hasil untuk digunakan memenuhi kebutuhan.

2. Cocok Dijadikan Passive Income

Passive Income alias pendapatan pasif memang menggiurkan karena tanpa harus susah payah bekerja, para pemodal bisa mendapatkan uang. Nah, para pemula yang ingin mencobanya bisa memilih investasi dalam jangka pendek yang lebih minim resiko.

3. Likuid dan Fleksibel

Sebagian besar jenis investasi jangka pendek memiliki sifat yang likuid alias mudah dicarikan, misalnya saja emas dan reksa dana. Kedua jenis investasi ini bisa diuangkan kapan saja saat dibutuhkan, dan proses pencairannya sendiri cenderung tidak sulit jika dibanding dengan jenis investasi jangka panjang. 

Bahkan, saat ini sudah banyak aplikasi investasi dengan produk emas digital. Jadi, berinvestasi emas tidak harus dalam bentuk fisik karena penyimpanannya pun juga harus aman. Jika dalam bentuk emas digital, proses jual belinya jauh lebih mudah dan bisa dilakukan kapan saja hanya dari ujung jari lewat smartphone.

4. Lebih Minim Risiko

Karena jangka waktunya relatif lebih singkat, maka risiko atas berbagai hal tidak terduga akan jauh lebih minim dibanding dengan investasi jangka panjang seperti pada properti atau saham. 

Kedua jenis produk investasi ini sifatnya berubah-ubah tergantung kondisi pasar dan proses jualnya juga tidak semudah produk investasi dalam jangka pendek tadi.

5. Sarana Belajar

Kelebihan investasi jangka pendek lainnya adalah dapat menjadi sarana belajar untuk para pemodal yang masih baru / pemula. Sangat penting bagi seorang pemodal pemula untuk mengenali profil risiko dan memperbanyak pengalaman. 

Baca Juga  Rumus NPV (Net Present Value) : Pengertian dan Cara Menghitungnya

Hal ini dapat dilakukan dengan praktek langsung dan sekalian belajar untuk memperkaya pengetahuan di bidang investasi. Jadi kedepannya nanti, pemodal sudah lebih tahu jenis investasi apa yang paling sesuai dengan kebutuhan atau passion.

6. Lebih Stabil

Salah satu kelebihan investasi jangka pendek yang membuatnya banyak diminati para pemodal adalah nilai pertumbuhan yang lebih stabil jika dibanding dengan produk-produk investasi jangka panjang.

 Jadi saat target waktunya sudah tercapai, maka jumlah dari dana yang sudah dikumpulkan bisa lebih sesuai dengan harapan.

7. Tabungan Dana Darurat

Para ahli keuangan sudah sering menyebutkan bahwa salah satu kunci dari kondisi keuangan yang stabil adalah memiliki dana cadangan untuk dipergunakan saat ada kondisi tidak terduga atau darurat. 

Jika menyimpan uang sendiri atau menabung terlalu sulit dilakukan, misalnya karena sering tergoda untuk dibelanjakan, maka berinvestasi dalam jangka pendek cocok untuk dicoba. Agar nantinya produk investasi mudah dicarikan, maka pilihlah produk investasi yang sifatnya likuid dan fleksibel tadi.

Beberapa Contoh Investasi Jangka Pendek

1. Deposito

Hampir semua bank lokal memiliki layanan deposito dan dengan pilihan waktu yang beragam, mulai dari 1 bulan hingga 2 tahun atau lebih. 

Mungkin tidak banyak tahu bahwa deposito sebenarnya merupakan salah satu instrumen investasi perbankan yang imbal hasilnya cenderung lebih tinggi jika dibanding dengan tabungan biasa. 

Namun resikonya, pencairan dana deposito sebelum jatuh tempo akan dikenakan denda pinalti yang biasanya sekitar 0,5 – 3% dari jumlah dana yang didepositokan.

2. Reksa Dana

Reksa dana merupakan kegiatan berinvestasi secara berkelompok karena sistemnya adalah mengumpulkan banyak pemodal untuk diajak berinvestasi, dan dana yang sudah dikumpulkan akan dikelola oleh manajer investasi atau pihak yang bertanggung jawab. 

Nominal investasi pada reksa dana bisa sangat sedikit bahkan bisa kurang dari Rp100.000. Keuntungan dari reksa dana adalah tidak perlu repot memikirkan strategi atau pengelolaan dana karena semuanya sudah dilakukan oleh manajer ahli, tapi pastikan untuk memilih wadah reksa dana yang bukan abal-abal.

Baca Juga  Dividen Saham : Pengertian, Jenis, Contoh dan Cara Menghitung!

3. Surat Berharga Negara (SBN)

SBN bisa dibeli dari sejumlah platform dengan harga sekitar 1 jutaan saja untuk nominal paling rendah. Produk investasi ini termasuk salah satu favorit di kalangan pemodal karena keuntungannya yang menggiurkan dan jauh lebih aman karena ada jaminan dari negara.

4. P2P Lending

P2P Lending adalah aktivitas berinvestasi yang dilakukan dengan meminjamkan modal kepada pihak yang meminjam tanpa harus bertatap muka, karena semua prosesnya bisa dilakukan secara digital. 

Jenis instrumen investasi ini cukup populer namun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi jika tidak pandai memilih rekan. Pastikan untuk hanya menggunakan platform yang terdaftar dan sudah diawasi OJK.

5. Emas

Produk investasi jangka pendek yang satu ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan masih sangat populer sampai sekarang karena rendah risiko. Emas merupakan aset berharga yang bisa dijadikan safe haven saat kondisi krisis dengan proses pencairan yang mudah.

6. Tabungan Berjangka

Produk simpanan ini ada di semua bank lokal dan cocok dijadikan dana darurat juga. Jangka waktu penyimpanannya beragam mulai dari hitungan bulan hingga tahun. 

Namun berbeda dengan deposito, tabungan berjangka mewajibkan nasabah untuk menyetorkan uang secara berkala dalam jangka tertentu, dan tabungan ini tidak dapat diambil jika belum jatuh tempo. 

Sedangkan untuk deposito tadi, uang hanya perlu disetorkan sekali saat di awal namun biasanya dengan jumlah yang lebih besar.

Selain enam contoh di atas, contoh produk invetasi jangka pendek lainnya adalah Obligasi Negara Ritel (ORI), forex trading, dan Saving Bonds Ritel (SBR). Pilihan terbaik dari berbagai daftar ini adalah emas dan SBN. Keduanya lebih minim risiko dan sama-sama mudah dicairkan kapan saja.

Author