Securities crowdfunding atau SCF adalah metode penggalangan dana yang semakin populer di kalangan pengusaha dan pemodal. Dengan meningkatnya kebutuhan akan modal dan kemudahan akses ke investasi, securities crowdfunding menjadi alternatif yang efektif bagi banyak bisnis untuk mengamankan pendanaan. Pada artikel ini, kami akan membahas secara mendalam apa itu securities crowdfunding, bagaimana cara kerjanya, serta keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum terjun ke dalamnya.

Apa Itu SCF atau Securities Crowdfunding?

Securities crowdfunding atau SCF adalah bentuk crowdfunding di mana perusahaan atau entitas bisnis mengumpulkan dana dari publik dengan menawarkan sekuritas, seperti saham atau obligasi, kepada pemodal. Berbeda dengan crowdfunding berbasis donasi atau hadiah, pemodal yang berpartisipasi dalam securities crowdfunding mendapatkan bagian kepemilikan dalam perusahaan yang mereka dukung, biasanya dalam bentuk ekuitas atau utang.

Perkembangan teknologi finansial atau fintech telah membuat securities crowdfunding lebih mudah diakses oleh pengusaha kecil dan menengah yang mencari sumber pendanaan di luar jalur konvensional, seperti pinjaman bank atau modal ventura. Hal ini juga memberi kesempatan bagi pemodal individu untuk berpartisipasi dalam peluang investasi yang sebelumnya hanya tersedia untuk pemodal institusional atau orang-orang kaya.

Baca Juga  Price Earning Ratio Adalah : Perhitungan, dan Manfaatnya dalam Investasi

Bagaimana Cara Kerja Securities Crowdfunding?

Securities crowdfunding bekerja dengan cara mempertemukan pengusaha yang membutuhkan modal dengan pemodal yang tertarik untuk membeli sekuritas perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terjadi dalam securities crowdfunding:

  1. Pendaftaran Platform: Perusahaan atau startup mendaftar di platform crowdfunding yang berlisensi untuk memulai kampanye penggalangan dana. Di Indonesia, platform ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
  2. Penyusunan Proposal: Pengusaha membuat proposal yang merinci model bisnis, tujuan pendanaan, dan sekuritas yang akan ditawarkan. Proposal ini berfungsi sebagai dokumen penawaran kepada calon pemodal.
  3. Pengumpulan Dana: pemodal dapat memilih untuk membeli sekuritas dalam jumlah yang bervariasi sesuai dengan anggaran mereka. Setelah kampanye mencapai target pendanaan, dana akan dikirimkan ke perusahaan.
  4. Hak pemodal: Setelah kampanye sukses, pemodal akan mendapatkan bagian kepemilikan atau obligasi sesuai dengan nilai investasi mereka. Mereka berhak atas keuntungan perusahaan, seperti dividen atau bunga pinjaman, tergantung pada jenis sekuritas yang ditawarkan.

Keuntungan Securities Crowdfunding

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari securities crowdfunding, baik bagi pengusaha maupun pemodal. Beberapa di antaranya meliputi:

1. Akses Modal yang Lebih Mudah

Securities crowdfunding memberikan pengusaha akses ke modal yang lebih luas, terutama untuk bisnis yang sulit mendapatkan pendanaan dari bank atau pemodal tradisional. Dengan menawarkan sekuritas langsung kepada publik, bisnis kecil dapat menarik minat banyak pemodal dengan modal yang lebih kecil.

Baca Juga  Apa itu OJK : Fungsi, Peran & Tanggung Jawabnya!

2. Diversifikasi Investasi

Bagi pemodal, securities crowdfunding memberikan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio mereka. Alih-alih berinvestasi dalam satu bisnis besar, pemodal dapat memilih berbagai peluang investasi kecil yang berbeda, yang dapat mengurangi risiko keseluruhan.

3. Partisipasi Masyarakat

Salah satu keunikan securities crowdfunding adalah memungkinkan masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan bisnis lokal. Ini menciptakan rasa memiliki dan dukungan komunitas terhadap bisnis yang mereka dukung.

4. Transparansi yang Lebih Tinggi

Perusahaan yang melakukan securities crowdfunding sering kali diwajibkan untuk memberikan informasi yang transparan kepada pemodal. Ini mencakup laporan keuangan, rencana bisnis, dan prospek pertumbuhan, sehingga pemodal dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Risiko Securities Crowdfunding

Meskipun ada banyak keuntungan dari securities crowdfunding, penting juga untuk mempertimbangkan risikonya, terutama bagi pemodal pemula. Berikut adalah beberapa risiko utama yang harus dipertimbangkan:

1. Risiko Kehilangan Modal

Seperti investasi dalam bentuk ekuitas lainnya, ada kemungkinan bahwa bisnis yang diinvestasikan mungkin tidak berhasil atau bangkrut. Ini bisa mengakibatkan hilangnya seluruh modal yang diinvestasikan.

2. Likuiditas yang Terbatas

Investasi dalam securities crowdfunding biasanya tidak likuid, artinya pemodal mungkin tidak dapat menjual kembali saham atau obligasi mereka dengan cepat. Ini berbeda dengan saham perusahaan publik yang diperdagangkan di bursa efek.

3. Kurangnya Kontrol

pemodal dalam securities crowdfunding sering kali tidak memiliki suara yang signifikan dalam keputusan operasional bisnis. Sebagai pemegang saham minoritas, mereka bergantung pada manajemen perusahaan untuk membuat keputusan strategis yang menguntungkan.

Baca Juga  Urun Dana Adalah : Jenis, Kelebihan dan Risiko yang Dimiliki

4. Potensi Penipuan

Meskipun ada regulasi yang ketat di beberapa negara, termasuk Indonesia, ada risiko bahwa platform atau bisnis yang berpartisipasi dalam securities crowdfunding bisa menjadi sarang penipuan. Oleh karena itu, penting bagi pemodal untuk melakukan due diligence dengan cermat sebelum menanamkan modal mereka.

Regulasi Securities Crowdfunding di Indonesia

Di Indonesia, securities crowdfunding diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK Nomor 37/POJK.04/2018. Regulasi ini mengatur persyaratan bagi platform crowdfunding dan perusahaan yang ingin menggalang dana melalui metode ini. Beberapa poin penting dari regulasi ini meliputi:

  • Platform Terdaftar: Hanya platform crowdfunding yang telah terdaftar dan mendapatkan lisensi dari OJK yang dapat menawarkan sekuritas kepada publik.
  • Batas Penggalangan Dana: Perusahaan yang menggunakan securities crowdfunding memiliki batasan jumlah dana yang dapat dikumpulkan, yang bervariasi tergantung pada jenis perusahaan.
  • Perlindungan pemodal: OJK mengatur agar perusahaan yang menawarkan sekuritas memberikan informasi yang transparan dan memadai kepada pemodal, serta memberlakukan mekanisme untuk melindungi hak-hak pemodal.

Securities crowdfunding atau SCF adalah solusi inovatif yang memungkinkan bisnis kecil dan menengah mendapatkan akses ke modal dengan lebih mudah. Bagi pemodal, ini memberikan peluang investasi yang menarik, meskipun juga datang dengan risiko yang perlu diperhatikan. Dengan regulasi yang ketat dari OJK, securities crowdfunding di Indonesia diharapkan dapat terus berkembang menjadi salah satu metode pendanaan yang andal dan aman.

Author